Konflik antar Keluarga – Ketika saya melihat banyak cerita dan postingan tentang keluarga di media sosial akhir-akhir ini, saya tertarik dengan topik ini. Walaupun saya senang karena saya dan banyak teman bisa berkumpul dengan keluarga saya, saya masih melihat seseorang berdebat atau tidak berbicara satu sama lain, baik itu antara saudara kandung, orang tua dan anak-anak atau saudara sepupu.
Saya ingin tahu apa yang bisa membuat kita berbicara dengan keluarga kita sendiri dan marah karena hubungan menjadi buruk? Apa yang harus dilakukan jika konflik muncul Jangan abaikan konflik, tetapi redakan dan kembangkan hubungan yang baik.
Konflik antar Keluarga tidak bisa dihindari, tapi bisa diminimalisir
Konflik antar keluarga Hal pertama yang harus dilakukan untuk menghindari konflik keluarga adalah memahami karakteristik anggota keluarga terlebih dahulu dan selalu mengingatnya. Meskipun pasti akan ada lebih banyak kejadian, cara menghindarinya adalah dengan tidak mengambil tindakan atau mengatakan hal-hal yang mungkin tidak pantas untuk anggota keluarga Anda.
Misalnya, sesederhana tidak membicarakan politik, tidak membicarakan hubungan suami istri atau menjadi berantakan setelah makan malam, tidak menginjakkan kaki di perabotan, atau berinisiatif membantu pekerjaan rumah tangga. Sama seperti hal-hal sensitif seperti uang dan masa lalu.
Ingat, menjaga perasaan dan kenyamanan keluarga Anda tidak berarti membatasi kebebasan Anda untuk bertindak.
Dibahas dulu sebelum konflik antar keluarga
Bagi Anda yang sering berhubungan dengan anggota keluarga, sangat penting untuk membicarakan hal apa saja yang dapat membuat Anda kesal. Tidak perlu menunggu konflik membesar, bicarakan dengan tenang dan santai dengan situasi yang kondusif.
Misalnya, Anda tidak suka ditanya tentang pacar Anda oleh bibi atau ayah Anda, jadi cobalah untuk menjelaskannya perlahan tapi serius. Diskusikan alasan kekhawatiran atau keingintahuan mereka.
Tentu hal ini tidak bisa dilakukan secara langsung, terkadang harus dibicarakan berkali-kali. Jangan lupa untuk mengajukan pertanyaan tentang apa yang mengganggu mereka dan mendiskusikan apa yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkannya. Ingatlah bahwa diskusi untuk menghindari konflik antar keluarga adalah dua arah!
Tegas di puncak konflik
Anehnya, konflik antar keluarga sangat berbeda dengan konflik antar teman. Perbedaan usia dan senioritas seringkali menjadi hal yang memisahkan kami dan keluarga kami. Tidak jarang kita secara otomatis berpikir bahwa anak-anak terlalu muda untuk memahami mereka dan, tentu saja, orang tua yang keras kepala. Oleh karena itu, argumen kami penuh dengan asumsi dan tindakan kemarahan, pengabaian dan keheningan dengan cepat dibenarkan.
Pada akhirnya, ketika konflik memang muncul, sangat penting untuk bersikap asertif. Memang, sulit untuk tetap tenang. Namun, ketegasan tidak langsung berarti ketenangan dan senyuman. Cobalah untuk tetap tenang dan jangan melawan langsung argumen yang keluar darinya. Jika perlu, putar balik pembicaraan dan jangan terlalu keras, apalagi keras, saat menyampaikannya.
Anggap saja keluarga sebagai teman. Dengan cara ini, mitos usia atau stereotip dapat diabaikan dan Anda akan lebih siap untuk berbicara seperti dua orang dewasa.
Lakukan apa yang perlu dilakukan untuk meredakan ketegangan dan kemarahan. Membuat minuman, seperti diam sejenak atau menyetujui anggota keluarga yang kesal sesaat, tidak masalah. Jangan terbawa oleh dorongan untuk membuat hal-hal semakin tidak nyaman, seperti membanting pintu, menghentakkan kaki, dan mengatakan hal-hal buruk yang dapat merusak suatu hubungan.
Ketika situasi mulai mereda
Penting untuk memanfaatkan situasi ketika kemarahan telah mereda. Ini adalah kunci untuk hubungan masa depan. Saling menutupi atau sindiran mengirimkan sinyal permusuhan dan membuat kedua belah pihak merasa tidak peduli satu sama lain. Hal ini sangat berbahaya karena bisa menjadi pembenaran atau alasan untuk melakukan sesuatu yang negatif nantinya.
Saat ini penting untuk meminta maaf dengan tulus dan dewasa terlebih dahulu. Itu berarti tidak hanya meminta maaf untuk menyelesaikan konflik. Namun, minta maaf dan jelaskan bahwa tindakan atau kata-kata Anda mungkin disalahpahami. Jelaskan juga apa yang membuat Anda kesal, apa yang Anda inginkan, dan mengapa Anda bereaksi negatif ketika ada konflik.
Saat ini penting untuk meminta maaf dengan tulus dan dewasa terlebih dahulu. Itu berarti tidak hanya meminta maaf untuk menyelesaikan konflik. Namun, minta maaf dan jelaskan bahwa tindakan atau kata-kata Anda mungkin disalahpahami. Jelaskan juga apa yang membuat Anda kesal, apa yang Anda inginkan, dan mengapa Anda bereaksi negatif ketika ada konflik.
Tunjukkan bahwa Anda tidak ingin hubungan keluarga dirusak oleh hal-hal yang menimbulkan konflik. Kesimpulannya, coba selesaikan dengan komitmen untuk tidak mengulanginya.
Namun, jangan lupa bahwa ini adalah langkah dasar dalam menyelesaikan konflik keluarga kecil. Tidak semua konflik keluarga dapat diselesaikan meskipun Anda bersikap tegas dan memiliki hubungan yang baik. Hal ini karena karakteristik keluarga dan pendekatan penyelesaian konflik dapat berbeda-beda. Dalam kasus yang parah, terapi keluarga dan terapi konflik dengan psikolog Konseling Online berpengalaman bisa sangat membantu! Namun, jika Anda belum melakukannya, coba ingat beberapa hal di atas untuk mencegah hal ini terjadi! / Dy
Baca Juga: 9 Desain Rumah Idaman yang Disukai